Senin, 12 Januari 2015

kasih sayang seorang ibu

Suatu ketika ada seorang ibu yang sedang menggendong bayinya ketepi sungai untuk dimandikan. Akan tetapi ada perempuan berniat jahat yang hendak ingin mengambil bayi tersebut. Dengan ramah perempuan tersebut menyapa ibu bayi tersebut dan berkata anak ini mungil dan menggemaskan. Apakah anak ini anak anda? Ibu pun mejawab demikian: iya benar anak ini anakku. Dan perempuan itu berkata:  saya boleh menggendongnya sebentar? Ibu menjawab: tentu saja boleh. Perempuan tersebut menggendong anak tersebut dan langsung membawanya kabur. Melihat kejadian tersebut sang ibu mengejar dan menyusul anaknya. Sambil menangis ibu tersebut bertanya: kemana kamu akan membawa pergi anakku? Tolong kembalikan anakku kepadaku. Lalu perempuan tersebut dengan lantangnya mengatakan “ini anakku bukan anakmu” bohong perempuan itu dengan beraninya. Dengan perasaan yang dipenuhi rasa takut serta rasa terkejut, ibu anak tersebut hanya berdiri disana tidak mampu berkata sepatah kata pun hanya air mata yang terus mengalir tanpa henti.
Karena kedua perempuan tersebut tetap bersikeras bahwa merekalah ibu kandung dari anak itu, akhirnya mereka menghadap orang bijksana. Keduanya setuju akan mematuhi keputusan orang bijak itu. Lalu orang bijak tersebut menggambarkan sebuah garis ditanah. Kemudian meminta keduanya untuk memegangi bagian tubuh anak. Untuk pencuri memegangi lengan anak dan dan untuk ibu memegangi kakinya. Lalu anak ini akan menjadi milik orang yang bias menariknya melewati garis ini” kata orang bijak itu. Akan tetapi begitu mereka sudah memulai tarik-menarik, sang ibu melihat anaknya menangis kesakitan dan hati ibu tersebut remuk redam. Karena tak kuasa melihat penderitaan anaknya itu, akhirnya sang ibu melepaskan tangannya, dan berdiri sambil menangis. Kemudian orang bijak itu bertanya kepada orang-orang yang berdiri didekatnya, “hati siapakah yang lebih lembut terhadap si anak ini? Ibu yang melahirkannya ataukah mereka yang bukan ibunya?” “ oh, tentu ibu kandung anak itu yang lebih lembut.” Kemudian orang bijak tersebut bertanya lagi “menurut anda, siapakah gerangan ibu kandung dari annak ini? Wanita yang sedang menggendong anak ini, ataukah wanita yang telah melepaskan tangannya? “wanita yang melepaskan tangannya itu, tuan.” Jawab mereka serentak. Lalu menurut kalian, apakah wanita yang satunya itu pencurinya?” lalu mereka menjawab dengan serentak  “ kini kami mengetahui siapa pencuri yang sebenarnya itu pencurinya adalah orang menggendong anak itu.”

Kemudian orang bijak tersebut bertanya denan seru kepada wanita itu untuk memastikan dugaannya tersebut. “siapakah kamu ini sebenarnya hay wanita jahat?” lalu wanita tersebut menjawab dan tertawa tanpa memiliki rasa bersalah sedikit pun. “Memang benar bapak tua saya memang bukan ibu kandung dari anak ini saya memang mencuri anak ini dan akan saya jual.. hahahaha.” Orang bijak pun dengan cepatnya mengambil anak tersebut dari gendongan pencuri tersebut saat pencuri itu mulai lengah. Setelah itu orang bijaksana itu memarahi dan menasehatinya si pencuri tersebut dan tidak akan melepaskannya dari hukuman. Tetapi si pencuri tersebut berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan akan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Orang bijak pun melepaskan si pencuri tersebut dan membiarkannya pergi. Lalu sang ibu pun merasa sangat senang karena anaknya kembali lagi dan membawa anak tersebut pulang.
Kasih ibulah yang paling mulia dan tulus dari kasih sayang semua orang hanya ibulah yang sayangnya begitu tulus dan mulia. Semua ibu mencintai anak-anaknya melebihi cintanya pada dirinya dan ibu selalu ingin anak-anaknya terlindungi, sehat dan bahagia. Apabila anaknya sakit ibu akan merasakan jauh lebih sakit. Untuk saudara-saudari sedhamma janganlah menyakiti perasaan ibu dengan mengeluarkan kata-kata kasar. Sebab jasa-jasa seorang ibu sangatlah besar. Cobalah membahagiakan ibu dengan banyak berbuat baik dan sopan terhadap orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar