Selasa, 21 Oktober 2014

The Art of Re-engineering Your Mind for Success ( Kiat Mutakhir Keluar dari Penjara Pikiran melalui NLP )


The Art of Re-engineering Your Mind for Success
Oleh : Drs. Waidi, MBA.Ed
Cetakan pertama           : Juni 2006
Cetakan kedua              : November 2006
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok gramedia, anggota IKAPI, Jakarta
Tebal buku ini 235 halaman.

Riwayat penulis
Drs. Waidi, MBA.Ed yang lahir di desa Tambakmulyo, Puring, Kebumen 1962, dari pasangan petani yang sangat sederhana, Bapak Kasan Sumeri dan Ibu Kalimah. Setelah beliau lulus STM (Sekolah Teknologi Menengah) yayasan Wongsorejo, Gombong, bekerja sebagai cleaning service di perusahaan farmasi Bandung. Tahun 1983 bekerja di Universitas Jendral Soedirman (UNSOED), Purwokerto sebagai teknisi (tukang cetak dan jilid buku/majalah).
Beliau bekerja sambil bekerja di Universitas Terbuka (UT), program studi Administrasi Pemnangunan, FISIP. Beliau juga aktif di bidang ekstra kurikuler, salah seorang pencetus organisasi di UT,yakni PKBM (Persatuan Kelompok Belajar Mahasiswa UT), seperti di universitas konvensional.
S1 UT, S2 mendapat beasiswa dari Asiab Devrlopment Bank (ADB) guna belajar Manajemen Pendidikan (MBA in Education) di Leicester Universitas Inggis 1996. 2005 mengikuti NLP di Graduate Certificate in NLP, Inspiritive Pty, Sydney, Australia, dan belajar Hipnosis kepada Romi Rafael, Jakarta.
Buku yang pernah ditulis antara lain: On Becoming A Personal Excellent, The Art of Re-engineering Your Mind for Success, dan Self Empowerment by NLP ( diterbitkan oleh PT Elek Media Komputindo) dan Cofee Break for The Soul, Sebuah Renungan Hidup Menuju ‘Titik Tuhan’.

Ringkasam Isi Buku Ini
Sesuatu yang terlihat sepele dan tidak penting sesungguhnya sesuatu yang berharga seperti kerikil atau emas. Pikiran yang tidak waspada dan selalu menganggap hal- hal yang kecil itu tidak penting dan tidak mempercatainya maka kerikil itu akan tetap menjadi kerikil. Tetapi apabila pikirang selalu waspada dan menganggap hal- hal kecil itu penting dan mempercayainya maka kerikil itu akan seperti emas. Seperti halnya pengembara yang menuju sebuah tempat yang dianggapnya indah dan menyenangkan. Akan tetapi tidak mudah menuju tempat itu, mereka harus melalui jalan yang melelahkan, naik gunung, turun jurang bahkan menyeberangi sungai yang amat dalam.
Tetapi mereka tetap berusaha dan tidak putus asa untuk mencapai tujuan mereka. Dan ditengah perjalanan mereka bertemu pertapa yang mengatakan ambillah kerikil itu sebanyak- banyaknya karena kalian akan melewati sungai yang sangat dalam. Bagi mereka yang mempercayainya mereka langsung mengambil kerikil itu sebanyak mungkin bagi mereka yang ragu mereka mengambil seperlunya saja. Setelah melewati sungai kerikil itu berubah menjadi emas. Dan sebagian dari mereka ada yang menyesal.
Jadi intinya sesuatu diluar kita akan memiliki makna atau faedah, apakah akan menjadi berharga (emas) atau akankah menjadi sampah (kerikil) semuanya tergantung bagaimana cara kita memberikan arti sesuatu itu. Pikiran memiliki kebebasan untuk memaknai sesuatu diluar kita. Hal yang positif dapat dimaknai negatif dan sebaliknya yang negatif dimaknai sebagai yang positif. Tergantung pada sudut pandang pengolahan masukan itu.
Mari kita evaluasikan pikiran kita untuk bebas memilih, apakah akan memilih untuk menjadi emas ataukah menjadi kerikil tergantung pada sudut pandang kita masing- masing.

Penutup
Demikian NPL (neuro-linguistic programming) merupakan alat untuk merekayasa ulang pikiran negative menuju positif dari cara berpikir gagal menjadi cara berpkir sukses. Pengalaman seseorang akan kegagalan dalam dunia bisnis , karir dan kehidupan social akan mengendap dan mengkristal adanya. Data- data negatif akan menimbulkan kegagalan yang tak berujung.

Selalu menjaga pikiran menjadi positif tidak membiarkan pikiran negatif muncul maka pikiran kita akan menjadi berharga dan menjadi emas. Belajar memahami pikiran dan bergtindak merupakan bagian dari kunci sukses.

Rabu, 08 Oktober 2014

media sebagai panglima

Media sebagai panglima
Tujuan penulisan
Media sebagai panglima memiliki tujuan penulisan yakni sebagai media menjadi siklus konseb yang netral, tempat dimana dibuktikan demokratisasi berita sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak adanya rekayasa, selain itu juga harus memiliki  makna. Mengendalikan, mengarahkan dan menentukan pewartaan secara kritis yang harus memperjuangkan serta merebut peran dengan menjadi Media Sebagai Panglima.
fakta-fakta unik yang terdapat dalam artikel
Terdapat fakta- fakta yang unik didalam artikel ini yakni tentanga dua wartawan yang terbawa arus media. Yaitu gejala yang pertama akan terus berlangsung jika para wartawan masih terjebak mitos, bahwa suatu berita mestinya bisa netral tidak memihak yangsatu pihak saja. Yang kedua di berlangsungkan ketika para wartawan sadar, dengan mustahilnya suatu berita menjadi netral, maka pengendalian atas keterarahan beritaitu justru sangat perlu. Itulah fakta- fakta yang dapat ditemukan dalam artikel tersebut.
Pertanyaan tang muncul dalam artikel tersebut
1.        Dalam pemahaman semacam ini mungkinkah media tetap netral?
2.      Pertama apakah para wartawan akan mengikuti arus? Kedua para wartawan setidaknya berusaha menentukan kemana arus berita bisa dibawa?
3.      Apakah yang tidak lebih menyesatkan ketika para pembunuh berdarah dingin dengan segala kelengkapan persenjataannya tersahihkan sebagai ksatria? Apakah bisa dikatakan tidak menyesatkan, ketika sensasi seksualitas memenuhi ruang pemberitaan lebih banyak daripada kasus korupsi yang menjadi sumbernya, dengan menjarah dan memperkosa ruang pribadi kaum perempuan yang pada dasarnya menjadi korban?
Refleksi diri
Dalam posisi ini para wartawan yang terbawa arus pemberitaan dan tidak dapat menentukan arus berita yang dibawanya, maka para wartawan akan menyesatkan baik dalam posisi mengendalikan, mengarahkan, maupan penentukan arus berita yang netral. Dimana seharusnya suatu media itu harus membawa berita yang netral dan banyak manfaatnya bagi pembaca atau pengguna media. dan tidak memihak pada satu pemberitaan saja yang menjadi dominan.
Biografi

Gumira ajidarma,seno.2013.media sebagai panglima.kebunjeruk.